Untuk memberikan tekanan pada beton pratekan biasa dilakukan dengan dua sistem yaitu dilakukan sebelum atau setelah beton dicetak/dicor.Kedua sistem tersebut membedakan sistem pratekan, yaitu Pre-Tension (Pratarik) dan Post-Tension (Pascatarik).
Kebanyakan pelaksanaan prategang dilapangan dilaksanakan dengan metode post-tensioning. Pascatarik biasa dipakai untuk memperkuat bendungan beton, serta prategang melingkar dari tangki-tangki beton yang besar.
Metode pascatarik juga banyak digunakan konstruksi beton prategang segmental pada jembatan dengan bentang menengah sampai panjang.
Pengerjaan beton dengan sistem ini ialah dengan cara memasukkan selongsong kabel tendon dengan benar pada cetakan beton beserta atau tanpa tendon dengan salah satu ujungnya diberi angkur hidup dan ujung lainnya dengan angkur mati atau kedua ujungnya dipasang angkur hidup.
Beton dicor dan dibiarkan mengeras hingga mencapai umur yang mencukupi. Selanjutnya dongkrak hidrolik dipasang pada angkur hidup dan kabel tendon ditarik hingga mencapai tegangan atau gaya yang direncanakan.
Untuk mencegah kabel tendon kehilangan tegangan akibat slip maka pada ujung angkur terdapat baji. Gaya tarik akan berpindah pada beton sebagai gaya tekan internal akibat reaksi angkur.
Perhatian!!! Komentar berupa Link Aktif Tidak Akan Di Publikasikan , Komentar Berlaku Untuk Saran dan Kritik Sebagai Kemajuan Situs. Silahkan Hub. Admin Untuk Beriklan