Didalam sistem pratarik (Pre-tensioning), tendon terlebih dahulu ditarik antara blok-blok angker yang kaku (rigid) yang dicetak diatas tanah atau didalam suatu kolom atau perangkat cetakan pratarik, dan selanjutnya dicor dan dipadatkan sesuai dengan bentuk serta ukuran yang diinginkan.
Pengerjaan beton dengan sistem ini ialah dengan cara mempersiapkan terlebih dahulu kabel tendon pada sebuah angkur mati (fixed anchorage) dan sebuah angkur hidup (live anchorage). Kemudian angkur hidup ditarik dengan dongkrak (jack) sehingga kabel tendon bertambah panjang.
Dongkrak biasanya dilengkapi dengan manometer untuk mengetahui besarnya gaya yang ditimbulkan oleh dongkrak. Setelah mencapai gaya yang diinginkan, beton dicor. Setelah beton mencapai umur yang cukup, kabel perlahan-lahan dilepaskan dari kedua angkur dan kemudian dipotong.
Kabel tendon akan berusaha kembali ke bentuknya semula setelah pertambahan panjang yang diakibatkan oleh penarikan awal pelaksanaan. Hal inilah yang menyebabkan adanya gaya tekan internal pada beton.
Oleh karena sistem pratarik bersandar pada rekatan yang timbul antara baja dan tendon sekelilingnya, hal itu penting bahwa setiap tendon harus merekat sepanjang seluruh panjang badan. Setelah beton mengeras, tendon dilepaskan dari alas prapenarikan dan gaya prategang ditransfer ke beton.
Perhatian!!! Komentar berupa Link Aktif Tidak Akan Di Publikasikan , Komentar Berlaku Untuk Saran dan Kritik Sebagai Kemajuan Situs. Silahkan Hub. Admin Untuk Beriklan